Thursday, June 14, 2007

First Journey to the other side II

Tiba sudah diriku di cengkareng. Janji bertemu dengan kakak iparku dahulu sebelum masuk ke terminal keberangkatan internasional. Kutunggu agak lama. Ternyata kakakku masih dalam perjalanan. Sambil mengisap rokok, kutunggu kakakku datang. Para supir taksi tak bosan-bosannya menawarkan jasanya, tapi dengan halus kutolak.

Akhirnya datang juga kakakku. Kami segera menuju ke terminal keberangkatan internasional. Sebelum masuk, kami makan pecel dulu. Pecel langganan di kota wisata dekat kakakku tinggal. Saat makan itu, wauh kakak iparku banyak cerita mengenai travelling ke luar negeri. Apa yang harus dilakukan apa yang tidak boleh dilakukan. Aku selama kakaku cerita hanya dia menyimak apa yang dia katakan.

Sampai sudah waktu untuk checkin, aku masuk ke ruang chekin. Rasa berdebar dalam hati ini mulai muncul. Karena inilah pertama kali aku harus pergi ke luar negeri. Ku serahkan tiket pesawat malaysia airlines dan passport. Petugas melihat dan kemudian bertanya, one way ticket?? berhubung kakakku sudah pernah ngomong istilah one way ticket jadinya aku nggak ndeso lagi, serta merta aku jawab 'ya'. Kemudian dia ngomong lagi, nggak punya ticket pulang? Aku jawab, saya tidak pulang, karena dari hyderabad saya langsung ke dubai pada tanggal 09-JUN sambil kutunjukkan berkas itinerary Petugas melihat berkas itu. Kemudian dia berkata lagi. Bagaimanapun kita harus ada ticket untuk keluar dari india pak.Waduh pikirku.Tambah pusing rasanya.Aku jawab 'saya hanya dikasih oleh company saya hanya berkas ini pak, jadi saya ngak punya ticket fisik, karena ticket keluar dubai, company yang belikan saat nanti saya sampai di hyderabad. Okay, jawab petugas, Sekarang kami minta guarantee letter dari company saya. Waduh pikirku. Nggak punya lagi. Aku jawab, wah pak saya nggak punya, saya hanya punya invitation letter dari company client di hyderabad. Aku dah deg2an, masa'nggak jadi berangkat, wah bisa mampus aku,pikirku. Aku terus tanya, terus gimana ini pak? saya hanya punya document ini aja. Untung petugas itu baik bener, dia jawab ya udah, sekarang bapak mengisi guarantee letter dari bandara yang menyatakan kira2 tidak bertanggung jawab jika nantinya sampai di bandara tujuan ditolak untuk masuk. Waduh aku cuman deg2an. Walah ada aja masalah kaya'gini. Ya udah aku tandatangan aja. Abis tandatangan eh koq masih disuruh ngikut ke loket lain. Petugas itu menjelaskan ke petugas lain (mungkin bozznya) perihal masalahku. Untung dia bilang okay2. Akhirnya aku bisa dapet 2 ticket, langsung, dari jakarta transit ke KLIA, kemudian dari KLIA langsung ke hyderabad.

Setelah bayar fiscal. Aku balik keluar dulu, karena kakak iparku masih menunggu diluar. Kuceritakan masalahku kepada kakakku. Kakakku tertawa. Katanya ngapain bingung2 kamu kim, klo memang mereka tanya, suruh aja telp ke boz kamu. Khan sekarang jaman informasi. Koq jadi dipersulit.

Sekali lagi aku diwejang sama kakak iparku. Semua kumasukkan ke dalam otak. Semoga aja aku ingat pikirku dalam hati. Akhirnya waktu berangkat sudah dekat. Kucium tangan kakak iparku. Kakak iparku yang ce sampai meneteskan air mata. Soalnya dia tahu pertama kali ini aku berangkat jauh ke luar negeri dengan bahasa inggris yang pas2an bahkan jelek. Aku dikasih uang 150 dollar, katanya buat uang saku aku selama di perjalanan. Rasanya pingin nangis juga, cuman aku tahan.

Berat rasanya langkah ini saat harus mengucapkan kata selamat tinggal. Masih kulihat diluar kakakku melambaikan tangan. Aku seperti berjalan gontai menuju loket check imigrasi. Berjalan rasanya tidak semangat. menuju gate untuk menunggu pesawat rasanya berat sekali meninggalkan indonesia. Diselilingku hanya orang malaysia dan beberapa orang bule.

Akhirnya dah tiba. Semakin berat rasanya hati ini. Aku telp istriku yang masih saja menangis. Aku berangkat yang, doakan aku selamat sampai di india.

Pertama kali ini aku naik pesawat asing. Benar-benar pelayanan yang memuaskan.

No comments: